Kelangsungan Hidup Bibit Ikan Patin (Pangasius pangasius) Selama Pengangkutan dari Kota Palangka Raya ke Kabupaten Seruyan
Sari
Permintaan bibit ikan patin (Pangasius pangasius) yang semakin meningkat menyebabkan penyediaan bibit harus dilakukan secara terus-menerus. Salah satu tahap yang penting dalam penyediaan bibit ikan adalah kegiatan pengangkutan atau transportasi bibit, terutama jika lokasi budidayanya jauh dari tempat pembenihan (hatchery). Pengangkutan ikan pada dasarnya adalah menempatkan ikan pada suatu lingkungan yang berbeda dari lingkungan asalnya. Perbedaan tersebut diusahakan sekecil mungkin untuk memperkecil tingkat kematian sebelum pengangkutan. Permasalahan yang sering dihadapi pada saat pengangkutan bibit ikan ini adalah tingkat kelangsungan hidup (SR) yang rendah. Penelitian ini menggunakan rancangan acak lengkap (RAL) dengan 3 perlakuan dan 3 ulangan yang bertujuan untuk mengetahui kelangsungan hidup bibit ikan patin (Pangasius pangasius) selama pengangkutan dengan sistem terbuka menggunakan galon dan kantong plastik, sedangkan manfaatnya adalah memberikan alternatif untuk media pengangkutan bibit ikan patin (Pangasius pangasius) agar tidak terjadi kematian selama proses pengangkutan. Berdasarkan ANOVA diketahui bahwa tingkat kelangsungan hidup (SR) dan mortalitas bibit ikan patin (Pangasius pangasius) selama pengangkutan menunjukkan pengaruh sangat nyata antar perlakuan, dimana rata-rata kelangsungan hidup atau Nilai SR tertinggi di perlakuan C (55,1 %) dan terendah di perlakuan B (23,17 %) dan perlakuan A (40,5%), sedangkan untuk mortalitas bibit ikan patin (Pangasius pangasius) tertinggi di perlakuan B (76,83 %), perlakuan A (59,50 %) dan terendah di perlakuan C (44,83 %). Dilihat dari persentase kelangsungan hidup (SR) dan mortalitas bibit ikan patin, perlakuan C memiliki daya tahan hidup yang baik dibandingkan perlakuan A dan B.
Kata kunci: Bibit ikan patin, kelangsungan hidup, sistem pengangkutan ikan
Kata kunci: Bibit ikan patin, kelangsungan hidup, sistem pengangkutan ikan