Teknik Pemijahan Buatan pada Ikan Patin Siam (Pangasianodon hypophthalmus) di Balai Benih Ikan (BBI) Gohong Kabupaten Pulang Pisau

Frid Agustinus, Infa Minggawati, Ririn Ririn

Sari


Kebutuhan bibit ikan tidak hanya memenuhi kebutuhan bibit ikan di Kabupaten Pulang Pisau saja, tetapi juga memenuhi kebutuhan permintaan bibit benih ikan di beberapa Kabupaten bahkan sampai ke luar Kota. Potensi lahan dan kualitas air sangat baik untuk dijadikan sebagai tempat budidaya ikan, lokasi strategis dan kondisi air yang baik dengan adanya pasang surut air sungai karena lokasi dekat dengan sungai Kahayan dan sumur bor. Karena permintaan pasar pada benih patin siam terus meningkat maka perlu melakukan produksi benih dengan cara pemijahan buatan. Metode pemijahan buatan pada prinsipnya memanipulasi lingkungan budidaya sama seperti lingkungan alami ikan sehingga pemijahan dapat berlangsung sepanjang tahun. Faktor yang mempengaruhi keberhasilan dan kegagalan dalam pemijahan ikan patin siam (Pangasianodon hypophthalmus) yaitu seleksi induk, pemijahan, kualitas air, dan penanganan larva. Induk ikan patin siam yang dipijah 1:1 dengan menggunakan hormon ovaspec standar dosis yang diberikan 0,5 ml/kg spectrum dengan melakukan dua kali penyuntikan selang waktu 6 jam dari penyuntikan pertama dan kedua. Suhu air dalam penetasan telur ikan patin siam berkisar 28˚ - 30˚C. Teknik pemijahan buatan pada ikan patin siam yang dilakukan di Balai Benih Ikan (BBI) Gohong Pulang Pisau menghasilkan 3.000 larva ikan dari 300.000 butir telur ikan.

Teks Lengkap:

PDF